JIMHA

Aceh  - Hidup adalah sebuah perjalanan yang harus kita lalui saat kehidupan ini begitu banyak rintangan yang harus dihadapi. Terkadang langkah ini malas untuk terus melangkah, akan tetapi sudah semestinya terus melangkah untuk mencapai posisi yang begitu nyaman untuk dinikmati dalam kehidupan ini. Perjuangan hidup masih panjang, masih banyak rintangan yang harus dihadapi. Oleh karena itu, jangan sampai kita kehilangan arah (buntu) dalam melaluinya. Tetap yakinkan diri kita bisa melalui kehidupan ini, walaupun tantangan selalu menghadang. Saat bisa melaluinya jadilah sebuah ambisi yang positif untuk selalu dilakukan setiap saat. Berbicara rintangan atau masalah semua pasti bakalan mengalaminya. Tekad dan keyakinan dalam berusaha untuk menghadapi salah satu kunci utamanya. Nah, sudah tahu bukan saat ada masalah apa yang harus dicari? Tentu, jawabannya adalah solusi. Saat solusi ini tidak dapat diindentifikasikan sendiri, maka perlu bantuan. Baik itu keluarga, teman dan

Pidie- Licah U groh bagi kalangan orang desa mungkin tidak asing lagi dengan nama tersebut. kali ini saya mencoba meracik langsung cara pengolahan Lincah U Groh bersama para pemuda gampong di balai pinggir sawah yang biasa pemuda disini sebut dengan sebutan Bale Hagu, walaupun berbeda cara pengolahan nya dengan tempat-tempat lain namun tujuan nya tetap satu tersajinya Lincah U Groh yang mantapp hehehe.   Hari mulai masuk ba’da zuhur kami semua berkumpul di bale hagu untuk pembagian job, supaya pekerjaan lebih mudah dan cepat, mulai dari memetik kelapa, memotong batang kedongdong dan bahan-bahan lain yang diperlukan. Bahan pertama yang harus disediakan adalah kelapa U groh yang belum ada daging, jeruk nipis, asam kana, cabai rawit,belimbing, gula, kacang tanah yang telah digonseng. Pembuatan nya sangat sederhana dengan cara ditumbuk sampai daging kelapa terkelupas dari batoknya dengan batang kedondong lansung didalam batok kelapa yang telah dimasuk