JIMHA

ACEH - Mahasiswa baru biasa disingkat dengan MABA yang dimana setelah dinyatakan lulus di perguruan tinggi favoritnya, mereka harus mengikuti ospek masa perkenalan kampus atau SILMARU (Silaturahmi Mahasiswa Baru), penuh beragam cerita seram perlakuan dari para mentor, hal ini tak jarang menimbulkan kecemasan bagi  MABA. Tetapi masa orientasi kampus saat ini tak seseram masa lalu. Beberapa tahun yang lalu, metode pelaksana masa perkenalan kampus (Ospek) sudah berubah.   Pengawasan lebih ketat, ancaman sanksi dikeluarkan dari kampus, di skor beberapa semester, dan   hingga pidana mengancam ke mentor/senior yang nekat melakukan kekerasan fisik atau peloncoan. Ospek kali ini tidak lagi diidentik dengan perpeloncoan namun juga bisa jadi momen menyenangkan yang tidak pernah terlupakan. Masa- masa ospek menjadi hal penting bagi MABA yang baru saja menginjakkan kakinya di bangku perkuliahan untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan beragam pengalaman. Pada saat itu mahasiswa

Sukses dalam pendidikan, karier, dan memiliki keluarga yang bahagia merupakan definisi sebagian besar orang tentang masa depan yang cerah. Pada kenyataannya Anda tidak dapat menghindar dari kejadian-kejadian buruk seperti kegagalan, kerugian, atau pengalaman buruk sepanjang hidup Anda. Namun, percayalah bahwa meskipun menggapai masa depan yang didamba-dambakan tidak semudah menjetikkan jari, Anda tidak perlu terus merasa dibayangi oleh hal-hal buruk dalam hidup. Beberapa hal berikut dapat membantu Anda untuk meraih masa depan yang cerah. Masa lalu tidak sama dengan masa depan Salah satu pendukung terbesar gagasan bahwa masa lalu Anda tidak sama dengan masa depan Anda adalah motivator dan penulis, Anthony Robbins. Menurutnya, "Masa lalu Anda tidak sama dengan masa depan Anda, yang penting bukan apa yang Anda lakukan kemarin, tetapi apa yang Anda lakukan sekarang." Bagaimana pun bentuk kegagalan yang Anda alami—baik kegagalan dalam hubungan, bisnis, karier—tidak be

Kata “pemuda” seringkali identik dengan kelompok anak muda yang masih “bau kencur” alias belum berpengalaman, belum matang dalam berpikir dan belum stabil secara emosi. Dan karenanya secara umum orang tidak terlalu memperhitungkan kelompok pemuda ini karena dianggap pola berpikirnya cenderung idealis tidak realistis dan sering mengambil keputusan dengan berdasarkan emosi perasaan belaka. Namun sebenarnya dalam hidup ini yang namanya “idealisme’, suatu pemikiran tentang dunia utopia, merupakan hal penting yang membuat manusia tetap mempunyai semangat dan harapan untuk tetap hidup dan berjuang demi dunia yang lebih baik. Dunia utopia memang seperti mimpi. Tapi saya percaya bahwa mimpi yang terukur dan dikombinasikan dengan pemikiran serta semangat positif dapat mengubah dunia. Pada saat kita berhenti bermimpi, kita berhenti berusaha, maka kita akan mati. Di sinilah peran pemuda, sebagai sosok yang muda, yang dinamis, yang penuh energi, yang optimis, diharapkan untuk dapat